Biografi Abu Alue Bilie | Tgk. H. Karimuddin

Biografi Abu Alue Bilie | Tgk. H. Karimuddin, pimpinan Dayah Babussalam Alue Bili Aceh Utara merupakan salah satu sosok ulama disegani di Aceh. Dikalangan masyarakat, beliau akrab disapa Abi Karimuddin atau Abu Alue Bilie. Abi Karimuddin tutup usia (73 tahun) pada tanggal 17 Desember 2011 di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) Lhokseumawe. Abi Karimuddin meninggalkan enam putra, satu putri dan satu istri, serta 1.200 santrinya di dayah tersebut.

Biografi Abu Alue Bilie | Tgk. H. Karimuddin

Pendidikan Abu Alue Bilie

Abi Karimuddin merupakan salah satu murid dari Abuya Muda Waly Al-Khalidy ahli Tariqat Naqsyabandiyah dan murid Abu Hasan Krueng Kalee dalam ilmu Tariqat Haddad.

Pengaruh Abu Alue Bilie

Abi Karimuddin merupakan salah seorang Mursyid Tariqat Naqsyabandiyah. Selama hidupnya, beliau begitu berjasa dalam mendidik umat. Melalui dayahnya, beliau membina anggota majlis-majlis zikir yang datang dari berbagai daerah untuk mengenal Allah, Tuhan pencipta segalanya. Beliau membina para santri untuk mencintai agama Islam.

Abi Karimuddin memiliki satu tempat suluk, yang ramai dikunjungi disetiap bulan ramadhan dan bulan maulid. Begitu juga dengan hari lainnya, khusus pada hari minggu ditempat beliau selalu ada tawajjuh. Beliau adalah seorang ulama yang cerdas dan tawadhu, serta memiliki wawasan yang luas tentang agama.

Dalam pandangan Abi Karimuddin, suluk bermakna berjalan. Bukan perjalanan tubuh, tetapi perjalan hati menuju kepada Allah. Maksudnya nama Allah selalu ada di hati. Suluk mempunyai posisi yang sangat penting bagi orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah karena ruh manusia selalu berhubungan dengan Allah dari sejak penciptaannya di alam malakut hingga kapanpun. Ketika ruh disimpan disatu tempat menunggu terciptanya tubuh, Allah bertanya kepada ruh “bukankan Aku ini Tuhanmu”, dialog ini untuk memperjelas tentang kewajiban ruh manusia tunduk patuh kepada Allah untuk selamanya. Dalam dialog antara Allah dan ruh manusia tersebut terdapat perjanjian ke-Tuhanan.

Menurut Abi Karimuddin, kesadaran terhadap makna perjanjian ke-Tuhanan tersebut harus terus di bangun melalui pelaksanaan tawajjuh selama praktek suluk berlansung. Suluk juga membangun kesadaran terhadap pase-pase yang telah atau akan dilalui manusia, sejak dari penciptaan ruh hingga berdiri di hadapan Tuhan di padang masyar. Setelah lahir ke dunia, manusia tidak mampu mengingat peristiwa dialog dengan Allah di alam malakut tersebut, karena itu untuk menyadarkan manusia tentang hal tersebut perlu dilakukan suluk. Inilah maksud dari suluk, untuk mengembalikan kesadaran manusia tentang adanya perjanjian antara ruh manusia dengan Allah sebelum ia lahir ke dunia. Begitulah peran Abi Karimuddin atau Abu Alue Bili semasa hidupnya dalam membina spiritual umat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Referensi:
  • Iskandar Ibrahim, 2011, Islam Mistik: Praktek Dan Kebangkitan Suluk Di Pesisir Utara Aceh, Diposkan oleh anasir, (online), melalui situs: http://sosiologitareqat.blogspot.com/2011/01/islam-mistik-praktek-dan-kebangkitan.html
  • Harian Serambi Indonesia, Abu Karimuddin Alue Bili Meninggal Dunia, Edisi Minggu, 18 Desember 2011.
  • Aceh Saketi, Wafat Guru Kita Semua, Posted on Desember 18, 2011.
  • Harian Aceh, Ulama Aceh Meninggal, Adakah Pengganti- nya?, Edisi 22 Desember 2011.

loading...

0 blogger-facebook: